Penduduk, masyarakat dan kebudayaan sangat memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Dan sekarang saya akan menjelaskan pengertian antara penduduk, masyarakat dan kebudayaan
PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Penduduk, masyarakan dan kebudayaan adalah suatu konsep yang berhubungan satu sama lain. Penduduk bertempat
tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula,
dan berkemungkinan akan terbentuknya suatu masyarakat di wilayah
tersebut. Demikian pula hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan,
ini adalah hubungan dwi tunggal, yang merupakan kebudayaan adalah hasil
dari masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam
suatu masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak
didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara masyarakat dan
kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.
Penduduk.
Penduduk adalah Orang-orang yang berada di dalamnya terikat oleh
aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara
terus menerus / kontinyu.
Penduduk bisa didefinisikan menjadi dua:
- Orang yang tinggal di daerah tersebut
- Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan
kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi,, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Masyarakat.
Masyarakat adalah
suatu kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang
keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena
memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur
kehidupannya. Hal yang terpenting dalam masyarakat adalah pranata
sosial, tanpa pranata sosial kehidupan bersama didalam masyarakat tidak
mungkin dilakukan secara teratur. Pranata sosial adalah perangkat
peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat,
baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
Kebudayaan.
Kebudayaan adalah
hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan
nilai untuk mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir
dan kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Keterkaitan antara Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan
penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan
terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah
tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan
kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun
kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh
karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk
melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian
menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia (
masyarakat ) tersebut.
Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa ke masa. Pada
zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat
lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang seperti ini di sebut
dengan masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain jika bahan
makanan yang ada di derah mereka telah habis. Namun, seiring dengan
waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan daerah di mana mereka
tinggal. Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk melangsungkan
kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan bercocok tanam ( bertani )
menjadi ciri khusus masyarakat Indonesia dan dengan demi kian Indonesia
di sebut dengan negara agraris, karena sebagian besar masyarakatnya
berprofesi sebagai petani hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
pangannya sendiri.
Masyarakat zaman dahulupun meninggalkan hasil kebudayaan yang
beraneka ragam, mulai dari peralatan, bahasa, lagu, bangunan – bangunan,
hingga berbagai macam upacara adat.
Kebudayaan sendiri berkembang melalui beberapa periode. Mulai dari zaman prasejarah, zaman purba, zaman madya hingga zaman baru.
Hasil kebudayan pada zaman prasejarah merupakan benda – benda tua
yang terbuat dari batu – batu alam dan tulang – tulang binatang. Alat –
alat tersebut mereka ciptakan untuk berburu binatang.
Pada zaman purba, masyarakat mulai tumbuh dan berkembang beserta
dengan tumbuhnya peraturan – peraturan yang berlaku dan mengikat
keberadaan masyarakat tersebut. Mereka hidup di bawah pimpinan raja yang
berkuasa. Mereka juga mulai mengenal tulisan. Pada zaman ini masyarakat
mulai mengenal suatu kepercayaan yang lebih jelas jika dibandingkan
dengan masyarakat yang hidup pada zaman sebelumnya. Mereka yang dulu
hidup dengan menyembah batu dan pepohonan besar kini mulai menyembah apa
yang mereka sebut sebagai Tuhan. Kepercayaan yang berkembang pada zaman
ini adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini membawa pengaruh yang
sangat besar bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Bukan hanya dari
segi kebudayaan tetapi juga dalam bentuk susunan masyarakat hingga
kepada adat istiadat, karya seni dan sastra serta bentuk bangunan.
Banyak sekali karya seni berupa lukisan, patung – patung dan candi –
candi yang bercorak hindu maupun budha yng di bangun pada zaman ini.
Zaman madya ditandai dengan masuknya agama Islam. Agama Islam
menyebar dengan cepatnya menyebar di Indonesia. Agama Islam juga
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan kebudayaan di
Indonesia. Islam memberikan sentuhan baru bagi perkembangan bangunan –
bangunan dan karya seni maupun sastra di Indonesia.
Zaman baru di mulai sejak masuknya pengaruh barat ke Indonesia.
Hingga saat ini zaman baru masih berlangsung. Proses berkembangnya
kebudayaanpun masih terus berlangsung. Zaman baru membawa pengaruh dan
perubahan yang besar. Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, bentuk
bangunan dan lain – lain. Kebudayaan yang berasal dari luarpun tak hanya
masuk, namun sebagian dari mereka bercampur dengan kebudayaan asli
Indonesia sehingga terciptalah suatu kebudayaan yang baru.
Kebudayaan sendiri sebenarnya bergantung kepada bagaimana masyarakat
itu tinggal dan berkomunikasi dengan sesamanya. Dengan demikian setiap
Negara memiliki kebudayaan yang berbeda.
Kebudayaan tidak akan pernah berhenti untuk berkembang selama
masyarakat terus berkembang dan belajar demi kelangsungan hidupnya.
Dampak permasalahan Penduduk di Indonesia terhadap lingkungan hidup.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman
alam serta budaya yang luar biasa. Indonesia merupakan negara mega
biodiversity kedua setelah Brazil. Indonesia memiliki 42 ekosistem
darat dan 5 ekosistem yang khas. Indonesia juga memiliki 81.000 km
garis pantai yang indah dan kaya. Luas ekosistem mangrove di Indonesia
mencapai 22 % dari seluruh luas mangrove di dunia.
Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan
nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India,
dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk
Indonesia saat ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi
sebesar 1,39 % per tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil
dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu
sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka
pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu
sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura.
Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di
Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi
atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan
merusak ekosistem yang ada. Menurut Poo Tjian Sie, coordinator
Komunitas Tionghoa Peduli Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah
kesatuan ekosistem atau system kehidupan yang merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, (tatanan alam),dan makhluk hidup,
termasuk manusia dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, membuat tekanan
terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling tidak, 40 juta
penduduk hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati di pantai dan
perairan. Pada saat yang sama, bahwa sekitar 20% penduduk Indonesia
hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 43% pendudu Indonesia masih
tergantung pada kayu bakar. Dan pada tahun 2003, hanya 33% penduduk
Indonesia mempunyai akses pada air bersih melalui ledeng dan pompa.
Tahun 2000, Jawa dan Bali telah mengalami defisit air mencapai 53.000
meter kubik dan 7.500 meter kubik, sementara di Sulawesi 42.500 meter
kubik. Saat yang sama banjir telah melanda di berbagai tempat di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia telah salah
mengelola air di Bumi ini.
Dampak lonjakan penduduk di Indonesia terhadap lingkungan hayati,
sudah dapat kita lihat sejak tahun 2001, laporan Bank Dunia
menyebutkan, bahwa luas hutan mangrove di Indonesia mengalami penurunan
yang sangat signifikan, dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982, menjadi
3,24 juta hektar pada tahun 1987 dan menjadi hanya 2,06 juta hektar
pada tahun 1995. Di sektor kehutanan telah terjadi deforestasi yang
meningkat dalam decade ini. Bank Dunia (2003) dan Departemen Kehutanan
melaporkan tingkat deforestasi di Indonesia telah mencapai lebih dari
dua juta hektar per tahun. Apabila tingkat kehilangan hutan ini tetap 2
juta hektar per tahun, maka 48 tahun ke depan, seluruh wilayah
Indonesia akan menjadi gurun pasir yang gundul dan panas. Lautan di
Indonesia juga mengalami kerusakan terumbu karang. Data dari Bank Dunia
bahwa saat ini sekitar 41% terumbu karang dalam keadaan rusak parah,
29% rusak, 25% lumayan baik, dan hanya 5% yang masih dalamkeadaan
alami. Sekitar 50% hutan bakau di Sulawesi telah hilang (sebagian besar
menjadi tambak udang). Beberapa kawasan juga mengalami pencemaran. Ini
terjadi di kawasan-kawasan yang sibuk dengan kegiatan pelayaran, atau
perairan yang bersinggungan dengan kota-kota besar, seperti perairan
teluk Jakarta dan Surabaya.
Menurut Ir. Boby Setiawan MA., PhD, Kepala Pusat Studi Lingkungan
Hidup UGM, untuk mamalia terdapat sekitar 112 jenis yang terancam punah
di Indonesia. Sementara untuk burung, terdapat sekitar 104 jenis yang
mengalami ancaman serius.
Menurut Malthus, pertumbuhan jumlah penduduk, bila tidak
dikendalikan, akan naik menurut deret ukur (1,2,4,8,dst). Produksi
pangan meningkat hanya menurut deret hitung (1,2,3,4,dst). Di Indonesia
dengan ledakan penduduk saat ini, mengakibatkan dampak sosial yaitu
mengalami krisis pangan. Bahkan di dunia pun terjadi krisis pangan
global.
Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang
desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan
mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang
mau menjadi petani.
Tahun 2008 dicanangkan sebagai tahun sanitasi sedunia. Jumlah
penduduk yang melonjak dipastikan menambah persoalan sanitasi. Sekitar 1
juta jamban di kawasan Jabotabek dibangun dengan jarak kurang dari 10
meter dari sumur. Jika penduduk kota terus melonjak, entah karena
urbanisasi atau kelahiran alami, sementara jumlah WC nya tetap bisa
dibayangkan sendiri akan menjadi apa jamban tersebut. Kualitas hidup di
kota menjadi merosot. Beragam penyakit seperti diare akan menyebar.
Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan
dengan segala dampka ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman
dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka.
Dampak lonjakan populasi bagi lingkungan sebenarnya tidak sederhana.
Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait dengan manusia dan
lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga negara,
khusunya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan jumlah anak.
Kebudayaan dan kepribadiannya.
saling memiliki keterkaitan dalam
kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial
yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Budaya merupakan
salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan
penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam
masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir
masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas
sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola
berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang
memiliki artimengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut
Soerjanto Poespowardojo 1993).Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal
daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yangmerupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yangberkaitan dengan
budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakansuatu
yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa,
karya, karsa,dancipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya
ada pada manusia.Tak adamahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga
ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal.
Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan
tindakan dan hasilkarya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.
Pengertian kebudayaan dan kepribadian
Kepribadian merupakan faktor kunci dalam mendefinisikan keunikan individu dan tentu saja membentuk individu melalui kehidupan.
Dari berbagai definisi dapat diperoleh kesimpulan mengenai pengertian
kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Budaya adalah cara hidup. Budaya tidak hanya nilai-nilai sadar kita,
tetapi juga ini asumsi kita tentang Manusia melihat dan percaya sesuai
dengan perkembangan budaya mereka. Budaya merupakan salah satu faktor
penting dari model kepribadian.
Studi budaya dan kepribadian berusaha untuk memahami pertumbuhan dan
perkembangan identitas pribadi atau sosial yang berkaitan dengan
lingkungan social sekitarnya. Fitur budaya suatu masyarakat menghasilkan
ciri khas tertentu dalam sosialisasi anak-anak. Dengan menggunakan
beberapa elemen sosialisasi umum dan mekanisme, ada kemungkinan
terbentuk fitur umum dari kepribadian atau konfigurasifitur kepribadian
khas bagi anggota masyarakat.
Kebudayaan Barat
Saat ini kebudayaan barat sedang naik daun, termasuk di negara kita
Indonesia. Pada dasarnya kebudayaan barat banyak memberikan dampak
positif dalam berbagai bidang. Akan tetapi, jika masuknya kebudayaan
barat itu tidak kita saring atau kita terima secara mentah begitu saja
juga dapat memberikan dampak negatif dalam beberapa bidang kehidupan.
Sekarang ini banyak hal-hal baru yang mengacu pada kebudayaan barat.
Sedangkan kebudayaan tradisional sedikit demi sedikit mulai tereleminasi
karena kalah popularitas dengan kebudayaan barat.
Dampak positif yang dapat di ambil dari kebudayaan barat:
a) Kemajuan teknologi mereka (orang-orang barat) yang sudah semakin maju
dapat membantu kita memudahkan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
dengan bantuan alat-alat elektronik canggih yang mereka ciptakan.
b) Dalam bidang politik, Negara barat cenderung menggunakan system
demokrasi. Hal itu menginspirasikan pemerintahan Negara kita untuk
mengunakan sitem pemerintahan yang terbuka dan demokratis.
c) Dalam bidang sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir mereka yang
baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa
barat yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa.
Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari kebudayaan barat diantaranya:
a) Generasi muda sekarang lebih suka meniru gaya orang-orang barat,
misalnya trend mode berbusana. Anak muda zaman sekarang lebih suka
menggunakan barang-barang eksport dan berbusana yang minim-minim
sehingga menyebabkan kurangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
b) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
c) Pergaulan masyarakat barat yang bebas mulai memengaruhi budaya
Indonesia yang sebelumya lebih beradab. Kebebasan yang kelewat batas
itu sebenarnya tidak cocok dengan nilai-nilai kebudayaan kita. Misalnya
saja free sex yang sekarang ini marak terjadi di Negara kita.
Padahal hal itu sangat bertentangan dengan kebudayaan kita yang
menjunjung tinggi norma kesusilaan.
d) Kurangnya rasa hormat tehadap orangtua dan tidak peduli terhadap
lingkungan juga merupakan dampak yang ditimbulkan dari kebudayaan barat
yang menganut kebebasan sehingga mereka bertindak sesuka hatinya.
Referensi :
1. https://fadlyghopal.wordpress.com/2010/10/05/penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan/
2. http://celoteh-galang.blogspot.co.id/2012/10/apa-penduduk-masyarakat-kebudayaan.html