MAKALAH
TEKNIK PERAWATAN
MESIN
Disusun Untuk Memenuhi Syarat
Menyelesaikan Mata Kuliah
Teknik Perawatan Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma
Disusun
Oleh :
Hezi Tripangestu Jumena 23415155
JURUSAN
TEKNIK MESIN
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2018
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan tujuan perawatan......................................... 2
2.2 Jenis-jenis perawatan........................................................... 3
2.3 Bentuk-bentuk perawatan.................................................... 4
2.4 Istilah-istilah umum
dalam erawatan................................... 5
2.5 Strategi
perawatan................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.......................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Perawatan di suatu
industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses
produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri
harus mempunyai hal-hal berikut :
1. Kualitas
baik
2. Harga
pantas
3. Di
produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh
karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja
setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan
penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan
terencana. Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima. Merawat dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima” antara suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.
1.2 Tujuan Penulisan.
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui secara umum pengetahuan tentang teknik perawatan
mesin (Maintenance).
2. Mengetahui proses atau tata cara dalam perawatan mesin (Maintenance) yang sesuai dengan standar
yang sudah ada.
3. Diharapkan dapat menerapkan ilmu tentang perawatan mesin (Maintenance) yang telah di pelajari ke
dalam dunia industri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Dan Tujuan Perawatan.
Sistem
Perawatan mempunyai fungsi yang sangat penting di suatu perusahaan guna
kelancaran proses produksi. Perawatan yang bersifat pencegahan pada saat ini
masih kurang mendapat perhatian kecuali pada perusahaan yang sudah merasakan
dan mengetahui pentingnya sistem perawatan untuk menunjang kelancaran proses
produksi dan menjaga mutu produk. Pada umumnya perusahaan hanya melakukan
tindakan yang bersifat perbaikan (Corerective Maintenance) kurang mendapatkan
perhatian. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya perhatian dari
kalangan perusahaan akan arti pentingnya sistem perawatan sebagai berikut :
1. Belum
dirasakannya pengaruh kerusakan peralatan terhadap kelancaran proses produksi, karena kemacetan produksi juga akibat dan kemacetan pada bagian fungsi produk
lainnya
2. Belum
dipahaminya tujuan dari aktivitas perawatan dan manfaat dari penerapan sistem
perawatan
3. Belum
dimengerti sebab akibat terhadap kerusakan mesin pada proses produksi
Perawatan merupakan kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas (peralatan) pabrik dan mengadakan perbaikan
atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi
yang memuaskan sesuai dengan rencana sehingga mencegah terjadinya kerusakan
selama proses produksi berlangsung atau sebelum tercapainya rencana dalam
jangka waktu tertentu.
Adapun tujuan utama dari
kegiatan sistem perawatan ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien
2. Kemampuan
berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi
3. Mesin dan peralatan produksi (fasilitas
produksi) yang ada di dalam perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam
jangka waktu yang lebih lama
4. Mengontrol
setiap mesin agar tetap terjaga pemakaiannya dari kerusakan
5. Menjamin
keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat tersebut
6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat
mambahayakan keselamatan pekerja.
7. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang
tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sehingga kegiatan
produksi tidak terganggu.
2.2 Jenis-jenis
Perawatan.
Dalam istilah
perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah
“perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk
mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan
untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum,
ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua
cara:
1. Perawatan
yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan
yang tidak direncanakan (Unplanned
Maintenance).
2.3 Bentuk-Bentuk
Perawatan.
1. Perawatan
Preventif (Preventive Maintenance) Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan
untuk pencegahan (preventif).
Ruang
lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
2. Perawatan
Korektif Adalah pekerjaan perawatan
yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan
sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan
peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan
Berjalan Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan
dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan
yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan
Prediktif ini dilakukan untuk
mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi
dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan
panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan
setelah terjadi kerusakan (Breakdown
Maintenance) Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material,
alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan
Darurat (Emergency Maintenance) Adalah
pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga.
Disamping jenis-jenis perawatan yang
telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa
dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
1. Perawatan
dengan cara penggantian (Replacement
instead of maintenance) Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan
tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila
perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang
lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
2. Penggantian
yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru,
berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali
untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan.
Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru.
Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki
peralatan yang baru dan siap pakai.
2.4 Istilah-istilah Umum Dalam Perawatan.
1. Availability : Perioda waktu dimana
fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime : Perioda waktu dimana
fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register :
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi
peralatan/fasilitas.
5. Maintenance management : Organisasi perawatan
dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule : Suatu daftar menyeluruh
yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning : Suatu perencanaan yang
menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan
waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul :
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau
bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test :
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat
diterima.
10. User :
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner :
Pemilik peralatan/fasilitas.
12.Vendor:
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik
dan bangunan-bangunan.
13.Trip :
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
14.Shut-in : Sengaja dimatikan
secara manual (istilah dalam pengeboran minyak)
15.Shut-down : Mendadak mati sendiri
atau
sengaja dimatikan.
2.5 Strategi
Perawatan.
Pemilihan program perawatan akan
mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu
dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan
terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga
perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
1. Dalam
menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-kesulitan
diantaranya :
a. Tenaga
kerja yang terampi.
b. Ahli
teknik yang berpengalaman.
c. Instrumentasi
yang cukup mendukung.
d. Kerja
sama yang baik diantara bagian perawatan.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan :
a. Umur
peralatan/mesin produksI,
b. Tingkat
kapasitas pemakaian mesin.
c. Kesiapan
suku cadang.
d. Kemampuan
bagian perawatan untuk bekerja cepat.
e. Situasi
pasar, kesiapan dana dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Proses perawatan mesin
produksi tidak mungkin dihindari oleh suatu perusahaan, karena hal ini
berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi. Perawatan mesin yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan hanya berupa corrective
maintenance yaitu mengganti komponen jika terjadi kerusakan. Tanpa
disadari tindakan tersebut justru mengakibatkan peningkatan biaya produksi
karena penggantian komponen dilakukan pada saat proses produksi sedang
berjalan. Berbeda dengan preventive
maintenance, yang dapat memperkecil kemungkinan kerusakan mesin produksi
sehingga proses dapat berjalan dengan lancar. Selain itu umur teknis dari
mesin-mesin produksi akan lebih lama. Untuk itu akan dibuat sistem penjadwalan preventive maintenance yang diharapkan
dapat menekan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Referensi :
https://dokumen.tips/documents/sistem-perawatan.html. Dian Utami. 2015