Friday, October 19, 2018

Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja

Nama : Hezi Tripangestu Jumena
Kelas : 4IC01


      1.         Profil Perusahaan
PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan, dan manufacturing pesawat terbang. Diawali dengan membangun dasar penguasaan teknologi melalui lisensi, perusahaan industri yang berdiri pada 23 Agustus 1976 ini, memproduksi helikopter dan pesawat terbang: NBO-105, Super puma NAS-332, NC-212; dan tiga tahun kemudian mengintegrasikan teknologi, PT Dirgantara Indonesia bersama CASA merancang dan memproduksi CN-235. Kemudian, dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat industri kedirgantaraan dunia serta meningkatkan kemampuan sebagai industri pesawat terbang, kerja sama internasional ditandatangani, antara lain dengan Boeing Company, menghasilkan komponen pesawat Boeing, dengan Bell Helicopter Textron, memproduksi NBELL-412. Selanjutnya, dengan penguasaan teknologi serta keahlian yang terus berkembang,Dirgantara Indonesia merancang bangun N250, generasi pesawat penumpang subsonic dengan daya angkut 64-68 penumpang dengan fly by wire system. Prototype pertamanya telah berhasil diterbangkan pertama kalinya, pada tanggal 10 Agustus 1995, dan telah menjalani sekitar 600 jam uji terbang. Kemudian diteruskan dengan mengembangkan N2130 pesawat jet transonic dengan inovasi baru, dalam tahap preliminarydesign. Namn, kedua program tersebut terhenti adanya kendala pendanaan. pada tahun 1998, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun sebelumnya, industri ini mempersiapkan paradigma baru. Melalui paradigma ini, PT Dirgantara Indonesia lebih berorientasi bisnis dengan memanfaatkan tenologi yang telah diserap selama tiga windu, sebagai ujung tombak dalam menghasikan produk dan jasa. Kini, PT Dirgantara Indonesia telah berhasil sebaga industri manufaktur dan memiliki diversifikasi produknya, tidak hanya bidang pesawat terbang, tetapi juga dalam bidang lain, seperti teknologi infomasi, telekomunikasi, otomotif, maritim, militer otomasi dan kontrol, minyak dan gas, turbin industri, teknologi simulasi, dan engineering services. Pada awal tahun 2004, program restrukturisasi perusahaan yang mencakup reorientasi bisnis dan penataan ulang SDM digulirkan, postur karyawan menyusut dari 9.670 menjadi sekitar 3.500 orang; dan Dirgantara Indonesia memfokuskan bisnisnya dari 18 menjadi 5 satuan usaha, yang meliputi :aircraft, aerostructure, aircraft services, defence, engineering.
Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi institusi bisnis yang adaptif dan efisien
Visi dan Misi
1.     Visi perusahaan.
Menjadi perusahaan industri kelas dunia dalam industri dirgantara yang berbasis padapenguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global dengan mengandalkan keunggulan biaya.
2.     Misi Perusahaan.
Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis, komersial sertadapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya, sebagai pusat keuntungan bidang industri dirgantara terutama dalam rekayasa, rancang bangun manufaktur, produksi, pemeliharaan untuk kepentingan komersial dan militer serta untuk aplikasi diluar industri dirgantara, dan mejadikan perusahaan sebagai kelas dunia diindustri global yang mampu bersaing dan mampu melakukan aliansi stategi dengan industri dirgantara lainnya.

      2.         Penerapan K3 di Perusahaan
Implementasi Sistem Manajemen K3 di prusahaan yang meliputi identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko. Pentingnya identifikasi dan pengendalian bahaya sangat berpengaruh besar terhadap angka kecelakaan kerja dan kesehatan pekerja. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan aplikasi yang tepat untuk mereduksi pekerja dari bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan ditempat kerja. Terdapat 5 spesifik tindakan pengendalian, yaitu dengan pendekatan eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis, pengendalian administrasi dan alat pelindung diri. Pengendalian resiko yang dilakukan PT. Dirgantara Indonesia masih dengan pendekatan administrasi, yaitu diantaranya dengan pelatihan kerja, rotasi kerja, pemberian safty sign.
   Di PT. Dirgantara Indonesia Sudah di bentuk struktur organisasi K3 di setiap unit departemen. Sistem manejemennya pun telah di laksanakan. Pelaksanaa K3 LH di PT. Dirgantara Indonesia meliputi kegiatan pengelolaan air bersih, limbah, internal audit. Pencegahan kecelakaan kerja di lakukan dengan pemberian training, sosialisasi, pengamanan dan penggunaan alat pelindung diri (APD).

       APD yang di gunakan, untuk bagian work shop berupa :

a.    Sarung tangan kain yang digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila memegang benda yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya
b.    Sarung tangan asbes yang digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api.
c.   Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaan pengecoran. Perlengkapan ini dipakai pada saat harus mengangkat atau memegang bahan tsb.
d.    Sarung tangan karet terutama pada pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhrom dsb. Sarung tangan menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau melindungi dari kepedasan cairan pada bak atau panic dimana pekerjaan tersebut berlangsung. Sarung tangan karet digunakan pula untuk melindungi kerusakan kulit tangan karena hembusan udara pada saat membersihkan bagian-bagian mesin dengan menggunakan kompresor.
e.     Alat pelindung mata. Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan debu. Berbagai jenis kacamata pengaman mempunyai kegunaan yang berbeda. 
f.      Helm untuk melindungi kepala ketika bekerja
g.   Pelindung hidung dan mulut. Udara dikotori terutama akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat semprotan cairan, akibat debu dan partikel lainnya yang lebih kecil. Misalnya pengotoran pada pernafasan akibat debu kasar dari gerinda, kabut dari proses pengecatan, asap yang timbul ketika pahat sedang digerinda dan asap ketika mengelas adalah salah satu contoh pengotoran udara yang terjadi. Pemakaian alat pelindung pernafasan ditentukan oleh jenis bahaya pengotoran udara.
h.     Safety shoes
i.       Wearpack
j.       Alat pelindung telinga/Ear plug. Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang bising, juga penahan bising dari letupan atau letusan.

    Setiap tahun ada pengukuran kebisingan selain itu juga terdapat poliklinik untuk penjaminan kesehatan para pekerja. Jaminan atau asuransi yang di gunakan untuk para pekerja adalah berupa jamsostek. Pelaksaan K3 dalam hal gizi kerja di PT. Dirgantara Indonesia di laksanakan dengan pemberian tambahan makanan khusus kepada beberapa pekerja.

   Tempat yang berpotensi sebagai penyebab kebakaran adalah Work Shop. Penanganan kebakaran dengan cara adanya tim inti penangan darurat.Penggunaan bahan kimia pun telah di sesuaikan dengan MSDS (Lembar Kerja Keselamatan Bahan).



              Safety sign ( tanda keselamatan )
         Safety sign adalah tanda informasi yang bersifat himbauan, peringatan, maupun larangan. Ditunjukan secara positif untuk mengendalikan, mengatur, dan melindungi.
Pembuatan safety sign yang baik :
1. Mudah dilihat
Penempatan sign juga harus dipikirkan secara tepat, dan penempatan sgin yang baik yaitu ditempat yang mudah diakses orang.
2. Mudah dibaca
Bentuk huruf yang digunakan dalam sign sebisa mungkin dapat terbaca.
3. Mudah dimengerti
Bentuk penulisan yang tertera pada sign harus mudah untuk dipahami sebisa mungkin singkat dan padat.
4. Dapat dipercaya
Kebenaran informasi yang ada dapat dipercaya tidak menyesatkan.

Katagori safety sign :
1. Tanda bahaya / Danger Sign
2. Tanda peringatan
3. Tanda exit / keluar (Emergency sign)
4. Tanda dan arah keselamatan
5. Tanda lalu lintas
6. Penempatan

4.         Kesimpulan
Keadaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Dirgantara Indonesia sudah baik karena dapat di lihat dari sudah adanya pelaksaan manajemen K3 yang di tandai dengan adanya tim K3 di setiap departemen yang ada di PT. Dirgantara Indonesia.
    
      5.         Saran
Setelah penjabaran di atas kita dapat mengetahui faktor-faktor dan penyebab terjadinya kecelakaan kerja, untuk itu kita perlu melakukan hal yang nantinya dapat membuat kita jauh dari kata kecelakaan kerja.
1.    Hindari perbuatan yang dapat membuat munculnya kecelakaan kerja
2.    Harus selalu menggunakan dan melaksanakan SOP yang sudah ada di perusahaan tersebut
3.  Banyak menambah ilmu tentang pengetahuan keselamatan kerja agar kita dapat mengetahui mana yang dapat membahayakan diri kita
4.    Selalu waspada, fokus dan teliti dalam melakukan pekerjaan apapun
5.  Untuk perusahaan wajib selalu diadakannya pengawasan dan inspeksi ke setiap bagian perusahaan untuk meminimalisir potensi kecelakaan kerja baik dari tindakan maupun kondisi yang tidak aman
6.   Selalu mengadakan evaluasi agar dapat mengetahui kekurangan dan bisa meningkatkan kinerja demi terciptanya kenyamanan, kemanan, kesejahteraan dan produktifitas produksi pada perusahaan tersebut sehingga menjadikan produk yang berkualitas.