Desember ceria menanti hari raya natal dan tahun baru 2016. Berikut ini saya akan membuat sebuah artikel tentang....
Prasangka, Diskriminasi, Dan Integrasi.
A. Prasangka
Prasangka
atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium,yang pengertiannya sekarang
mengalami perkembangan sebagai berikut:
- Semula diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu.
- Dalam bahasa inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang.
- Untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur emosional(suka-tidak suka)dalam keputusan yang telah diambil tersebut.
B. Diskriminasi
Diskriminasi dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu
secara berbeda dengan berdasarkan pada gender, ras, agama, umur, atau
karakteristik yang lain. Diskriminasi merupakan perilaku prejudice yang
dilakukan secara nyata.
C. Integrasi
masyarakat
Integrasi
masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari
individu, keluarga, lembaga, dan
masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan
berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal
ini terjadi akomodasi, asimilasi
dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara anggota masyarakat secara
keseluruhan.
Prasangka
itu suatu sikap, yaitu sikap
sosial. Menurut Morgan (1966), sikap adalah
kecenderungan untuk berespon, baik secara positif maupun negatif terhadap
orang, objek, atau situasi. Tentu saja
kecenderungan untuk berespon ini meliputi perasaan atau pandangannya, yang tidak
sama dengan tingkah laku. Sikap
seseorang baru diketahui bila ia sudah bertingkah laku, selain
motivasi dan norma masyarakat. Oleh karena
itu kadang-kadang sikap bertentangan dengan tingkah laku.
Dalam sikap
terkandung suatu penilaian emosional yang dapat berupa suka, tidak suka,
senang, sedih, cinta, benci, dan sebagainya. Karena dalam sikap ada “suatu
kecenderungan berespon”, maka seseorang mempunyai sikap yang umumnya mengetahui
perilaku atau tindakan apa yang akan dilakukan bila bertemu dengan
objeknya.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ,bahwa sikap mempunyai
komponen-komponen, yakni :
- Kognitif : artinya memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya,terlepas pengetahuan itu benar atau salah.
- Afektif : artinya dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosional (setuju-tidak setuju) mengenai objek sikapnya.
- Konatif : artinya kecenderungan bertingkah laku bila bertemu dengan objek sikapnya, mulai dari bentuk yang positif (tindakan sosialisasi) sampai pada yang sangat aktif (tindakan agresif)
Kategorisasi
dan stereotipe
Proses
pengambilan keputusan dengan jalan pengelompokan benda ke dalam kelompok
tertentu ini disebut “kategorisasi”, dan proses
pengkhususan kategori sampai pengambilan keputusan disebut bracketing process
atau proses penyempitan.
Meletakkan
suatu benda, manusia atau peristiwa ke dalam kategori tertentu berfngsi agar
individu mempunyai pegangan dalam bertingkah laku dan dalam penyesuaian diri
terhadap lingkungan. Kategori
pada dasarnya merupakan suetu proses kognitif yang netral, artinya menetapkan
benda ke dalam kategori tertentu, individu
tidak ikut menilai.
Konsep yang tetap mengenai suatu
kategori tertentu yang disebut stereotipe. Maka dapat diartikan bahwa stereotipe merupakan
tanggapan atau gambaran tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi
orang/golongan lain yang bercorak negatif akibat tidak lengkapnya informasi dan
sifatnya yang subjektif. Dalam
melakukan penilaian mengenai sesuatu, individu
cenderug menyederhanakan kategori ke dalam dua kutub,seperti
kaya-miskin,rajin-malas, pandai-bodoh. Dengan
demikian stereotipe bukan saja suatu kategori yang tetap, tetapi juga
mengandung penyederhanaan dan pemukulrataan secara berlebih-lebihan sehingga
merupakan dasar dari prasangka atau diperkokoh oleh stereotipe.
Seseorang
yang mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras
yang diprasangkanya. Tetapi dapat
pula orang bertindak diskriminatif tanpa didasari prasangka,dan sebaliknya.
Prasangka menunjukkan pada sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan.
Dalam
konteks rasial,prasangka diartikan “suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis
atau ras tertentu yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi”. Dalam hal
ini terkandung ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilnya dari beberapa
pengalaman. Dalam menghadapi objek prasangka akan bersikap tidak
toleran,menyorotnya tidak dari keunikan objek prasangka, tetapi dari
kelompok etnis mana individu tergolong.
Integrasi masyrakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka
yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi dan tumbuh
integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan integrasi pada
masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka. Dalam
memahami integrasi masyarakat juga ada integrasi nasional yang sama- sama
menyangkut masalah struktur. Menurut Ernest Renan, untuk terciptanya integrasi
nasional perlu adanya satu jiwa, satu azas spiritual, suatu solidaritas yang
besar yang terbentuk dari perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang
telah dibuat masa depan.
Berikut
merupakan 4 sistem yang dapat mengurangi konflik akibat prasangka, yaitu :
- System budaya seperti nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945.
- Sistem sosial seperti kolektif- kolektif sosial dalam segala bidang.
- System kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan( persepsi ), perasaan, pola- pola penilaian yang dianggap pola-pola keIndonesiaan.
- System organic jasmaniah dimana nasional tidak berdasarkan atas persamaan ras.
Sebab-sebab terjadinya prasangka
Menurut Gordon Allport(1958) ada
lima pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka :
- Pendekatan Historis
Pendekatan ini didasarkan atas teori
pertentangan kelas yaitu menyalahkan kelas rendah.Sementara mereka yang
tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas
rendah.
- Pendekatan Sosiokultural dan Situasional
Pendekatan ini ditekankan pada
kondisi saat ini sebagai penyebab timbulnya prasangka,yang dapat di bagi
menjadi:
- Mobilitas sosial
- Konflik antar kelompok
- Stigma perkantoran
- Sosialisasi
- Pendekatan kepribadian
Teori ini menekankan pada faktor
kepribadian sebagai penyebab prasangka,disebut dengan teori”frustasi agresi”(
J. Dollard dan N. Miller). Menurut teori ini kadaan frustasi merupakan kondisi
yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif,dimana frustasi muncul dalam
kehidupan sehari-hari yang disebabkan oleh atasan(status yang lebih tinggi)
- Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan
ini ditekankan pada bagaimana individu memandang atau mempersepsikan
lingkungannya sehingga persepsilah
yang menyebabkan prasangka.
- Pendekatan Naive
Pendekatan ini menyatakan bahwa
prasangka lebih menyoroti obyek prasangka, dan tidak menyoroti individu
yang berprasangka.
Mengatasi Atau Mengurangi Prasangka
Untuk mengurangi atau mengatasi prasangka dilakukan
dengan perbaikan kondisi sosial ekonomi,
melalui pendidikan anak, melakukan interaksi
yang lebih intensif antara masing-masing kelompok dan harus memenuhi setidaknya
empat syarat berikut:
- Adanya dukungan sosial dan institusional
Dukungan
diberikan oleh pihak otoritas yang berwenang ,dalam hal ini bisa pemerintah
,sekolah,orang tua,dan lain-lain.Otoritas biasanya berada dalam posisibisa
memberi sanksi.
- Ada potensi saling mengenal
Hubungan
antar etnik yang memungkinkan saling mengenal secara pribadi antar anggota
kelompok yang berlainan bisa mengurangi prasangka .Hubungan itu mesti dalam
wktu yang cukup dengan frekuensi yang tinggidan adanya kedekatan yang
memungkinkan peluang membangun hubungan erat dan bermakna antar anggota
kelompok yang berkaitan.
- Adanya status yang setara antara pihak-pihak yang berinterksi
Jika satu kelompok lebih
dominandibanding kelompok lain,maka interaksi antar kelompokbelum tentu dapat
mengurangi prasangka.
- Adanya kerjasama
referensi :
http://khabibmuafi.blogspot.co.id/2012/12/prasangka-diskriminasi-dan-integrasi.html
http://ambriomimpiku.blogspot.co.id/2011/12/prasangka-diskriminasi-dan-integrasi.html
No comments:
Post a Comment